Tersenyum

Tersenyum

Kamis, 19 November 2015

1. Pengertian Sistem Informasi berbasis Komputer
    Menurut Siregar (2010), sistem informasi berbasis komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Menurut Agustina, Yudiastuti, Fatmasari, Andryani, dan Tujni (2013), bahwa sistem informasi manajemen saat ini menggunakan komputer untuk mempercepat pengolahan dan persebaran informasi atau biasa disebut dengan Computer Based Information System (CBIS).    
    Sistem Informasi Manajemen (SIM) itu sendiri adalah pengelolaan informasi untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan bersama. Menurut Afkary (2014), Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem  pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.

2. Macam-macam sistem informasi berbasis computer
    a. Fokus data (SIA/EDP)
        Aplikasi akutansi berbasis computer biasa disebut dengan pengolahan data elektronik (EDP). Sistem ini melaksanakan akuntansi suatu organisasi atau perusahaan dengan aplikasi yang ditandai pengolahan data yang tinggi (Suryani, 2010).
    b. Fokus informasi (SIM)
        Menurut Stoner (dalam Afkary, 2014), SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian. Dalam hal ini SIM merupakan suatu sistem yang menggunakan komputer guna keperluan manajemen dalam suatu organisasi.
    c. Fokus pada sistem pendukung keputusan (SPK)
        Menurut Suryani (2010), Sistem penunjang keputusan merupakan sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuat keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstuktur. Karakteristik SPK antara lain :       adaptability, flexibility, user friendly, support intelligence, design, choice, effectiveness.
    d. Fokus pada komunikasi (otomatisasi kantor)
        Semua sistem elektronik formal dan informal berkaitan dengan komunikasi informasi. Komunikasi informasi ini memilki fungsi, yaitu memudahkan segala jenis komunikasi dan menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan suatu keputusan.
    e. Fokus pada konsultas (sistem pakar)
        Menurut Suryani (2010), sistem pakar ini memberikan konsultasi kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah. Sistem Pakar memiliki komponen, sebagai berikut.
        1) User Interface, yaitu memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar
        2) Knowledge Base, yaitu menyimpan pengetahuan yang digunakan untuk memecahkan masalah tertentu.
        3) Interface Engine, yaitu memberikan kemampuan penalaran yang menginterpretasikan isi dari knowledge base.
        4) Development Engine, yaitu biasanya digunakan oleh ahli dan analisis system untuk menciptakan sistem pakar.

3. Jenis Pemrosesan Transaksi
    Menurut Afiyah, Waluyo, Prasetya, Putra, Junianto, & Ismawan (2011), adalah
    a. Pemrosesan Batch
        Pemrosesan batch merupakan data yang ditumpuk terlebih dahulu dalam rentang waktu tertentu, baru kemudian data tersebut diproses. Misalnya adalah ketika kita mengumpulkan data ke ketua kelas pada pukul 12.00 siang, terus data baru diproses yaitu data dikirim ke dosen pukul 20.00 malam.
   b. Pemrosesan Online
       Pada pemrosesan ini, data diperoleh dari sumber datanya langsung dan yang mungkin terjadi adalah adanya antrian data untuk menunggu gilirannya.  Dengan kata lain, data dapat diproses secara langsung.
   c. Sistem realtime
       Pemrosesan data yang tidak boleh ditunda karena memiliki waktu yang sangat kritis, ketika dilakukan penundaan pengolahan dapat berakibat fatal. Misalnya pemantauan data dari aktivitas gunung Rinjani.

4. Pengertian database
    Menurut Azain (2012), database adalah sekumpulan data yang saling terhubung satu sama lain atau sekumpulan tabel yang saling terhubung satu dengan yang lainnya. Database memiliki fungsi,yaitu menyimpan suatu data pada  tabel-tabel dan dikumpulkan menjadi satu dengan database. Database memiliki bagian-bagian, bagian tersebut terdiri dari komponen dan struktur database.Komponen yang terdapat pada suatu database antara lain :
    1) Tabel
        Sebuah komponen yang digunakan untuk menyimpan suatu data yang telah di akses dan dimasukkan kedalamnya.
    2) Record
        Isi atau data dari table tersebut yang telah dikelola. Record dapat mempunyai beberapa macam data. Dan data berfariasi tersebut di simpan kedalam table dan itulah yang disebut record.
    3) Field
        Pemberian identitas suatu data dimana data tersebut akan di letakkan. Sesuai dengan pengelompokan datanya. 
Struktur database adalah suatu pengaturan field-field pada suatu table pada database. Berikut beberapa struktur database:
    1) Nama Field
        Digunakan sebagai suatu pemberian identitas atau memberi keterangan pada field.
    2) Type Data
        Pemberian suatu tipe pada field sesuai dengan identitas yang telah diberikan.
    3) Ukuran Data
        Pemberian atau banyak data yang telah di input.  
     4) Keterangan
         Memberikan suatu keterangan atau deskripsi pada sebuah field.


Siregar. (2010). Pengertian sistem informasi. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara. (https://www.academia.edu/6066367/Makalah_Sistem_Informasi_Berbasis_Komputer).

Sutikno. (2003). Database dan sistem manajemen database. Jakarta: Universitas                              Gunadarma.

https://adeirmasuryani.wordpress.com/2012/10/12/cbis-computer-based-information-                system-dan-evolusinya/.

http://blog.seventhsoft.net/2012/09/pengertian-databasebasis-data.html.

Rabu, 21 Oktober 2015

Sistem Informasi

1.  Sistem informasi
Menurut Dudung (2015), Sistem informasi merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Menurut sutabri (dalam artikel teknologi informasi, 2013), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 
Menurut Adriani (2011) sistem informasi merupakan suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Bisa dikatakan sebagai sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.  
Dalam pengertian tersebut terdapat beberapa kata kunci mengenai sistem informasi yaitu, :
1. Berbasis computer dan sistem manusia/mesin
- Berbasis computer, maksudnya adalah perancang harus memahami pengetahuan computer dan        pemprosesan informasi.
- Sistem manusia/mesin, maksudnya adalah ada interkasi antara manusia sebagai pengelola dan mesin   sebagai alat untuk memproses informasi
2. Sistem berbasis data terintegrasi
    Adanya penggunaan basis data secara bersama-sama dalam sebuah data base manajemen system.
3. Mendukung operasi  
Informasi yang diolah dan dihasilkan digunakan untuk mendukung operasi organisasi.
Dalam instansi, sistem informasi memiliki manfaat, yaitu:
1. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan suatu keputusan.
2. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
3 Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.
Beberapa komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai mesin.
2. Manusia dan prosedur yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses    pengolahan data.

2. Sistem informasi psikologi
Menurut Adriani (2011) sistem informasi merupakan suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Psikologi yang ditinjau dari segi ilmu bahasa (dalam basuki, 2008), kata psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi adalah ilmu jiwa pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa. 
Menurut Yuswani (2014),  Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan keputusan terhadap penelitian, perencanaan, dan pengolahan.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang mampu menyediakan informasi mengenai ilmu jiwa atau perilaku manusia yang bermanfaat bagi penggunanya seperti dalam pengambilan keputusan terhadap penelitian, perencanaan dan pengolahan.
Berikut contoh penggunaan sistem informasi psikologi, yaitu :


3. Pengertian arsitektur komputer
Menurut Sora (dalam pengertianku.net, 2014), arsitektur komputer adalah dapat dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus sebagai seni mengenai cara interkoneksi antara berbagai komponen perangkat keras atau hardware untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan juga target biayanya. Sedangkan menurut Muhamadsyani (2012), arsitektur komputer adalah konsep perencaaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). 
Arsitektur komputer ini mengandung 3 (tiga) sub-kategori, diantaranya meliputi:
1. Set intruksi (ISA).
2. Arsitektur mikro dari ISA, dan juga
3. Sistem desain dari semua atau seluruh komponen dalam perangkat keras (hardware) komputer ini.
Arsitektur Komputer yaitu desain komputer yang meliputi:
1. Set instruksi.
2. Komponen hardware (perangkat keras).
3. Organisasi atau susunan sistemnya.
Terdapat 2 (dua) bagian pokok arsitektur komputer:
1. Instructure Set Architecture
Spesifikasi yang menentukan bagaimana programmer bahasa mesin berinteraksi dengan komputer.
2. Hardware System Architacture
Subsistem hardware (perangkat keras) dasar yaitu CPU, Memori, serta OS.

4. Struktur kognisi manusia
Menurut Solso (dalam Husni, 2013), kognisi merupakan aktivitas mental yang menggambarkan pemrolehan, penyimpangan, transformasi dan menggunakan pengetahuan. Menurut artikel Psikologicom (2014), kognisi diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan dalam artikel belajarbagus (2015), cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan (dalam Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indera tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Model pemprosesan informasi manusia, yaitu stimulus-proses-respon.

5. Hubungan arsitektur komputer dengan kognisi manusia
Menurut Sora (dalam pengertianku.net, 2014), arsitektur komputer adalah sebagai ilmu dan sekaligus sebagai seni mengenai cara interkoneksi antara berbagai komponen perangkat keras atau hardware untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan juga target biayanya. Dalam pengoperasian lebih difokuskan bagaimana cara bekerja CPU serta mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll. Kognisi manusia merupakan struktur mental yang menggambarkan pemrolehan, penyimpanan, transformasi dan menggunakan pengetahuan. Pemprosesan informasi manusia, yaitu stimulus-proses-respon. Setiap komponen dalam pemrosesan informasi terhubung satu sama lain. 
Arsitektur komputer dengan kognisi manusia memiliki model pemrosesan informasi yang sama. Dalam komputer, model pemrosesan informasinya seperti input-proses-output, sedangkan dalam kognisi manusia adalah stimulus-proses-respon. Pada kognisi informasi masuk melalui stimulus atau otak manusia, dan pada komputer informasi yang masuk biasanya disebut dengan input. Respon diasumsikan sebagai hasil keluaran dari proses kognisi manusia, sedangkan ouput adalah hasil keluaran informasi dari komputer. Arsitektur komputer merupakan hasil kreativitas manusia dimana arsitektur komputer dibuat dengan desain yang sama dengan proses pemprolehan informasi manusia. 

6. Kelebihan dan kekurangan arsitektur komputer dibandingkan kognisi manusia
Kelebihan :
1. Arsitektur computer unggul dalam menyususn dan menguji model-model kognitif
2. Dapat menjalankan model-model PDP (jaringan syaraf) yang didesain untuk bekerja seperti otak      manusia
3. Elemen-elemennya saling terhubung dan parameter-parameternya dapat diatur sehingga secara    akurat menghasilkan operasi yang serupa dengan kemampuan otak manusia
4. Komputer dapat dengan baik melakukan operasi matematika dan logika dengan sangat cepat
Kekurangan
1. Komputer hampir tidak mampu melakukan yang dilakukan manusia seperti membuat kesimpulan, memahami pola-pola yang kompleks dan memiliki emosi. 
2. Dalam mengenali wajah, komputer juga tidak dapat menyimpulkan usia, jenis kelamin, atau emosi seseorang.

Sumber-sumber :
2. Solso, R. L., Machlin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga
4. (artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id)
5. (http://adrianti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37910/Konsep-SI+-+1.pdf)
12. Basuki, A. M. H. Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma




Jumat, 29 Mei 2015

Hypnotherapy Technic for Self Disclosure

Apa Itu Hypnotherapy?
Hypnotherapy merupakan suatu ilmu aplikasi dari hypnosis untuk media pengobatan atau therapy dalam permasalah psikologis manusia. Hypnosis adalah sebuah kondisi dimana seseorang keluar dari kesadaran eksternal dan masuk kedalam kesadaran internal. Menurut U.S Department of Education, Human Services Division: “Hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking” yang artinya “hipnotis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu”.

Hypnotherapy bekerja hanya dengan memainkan unsur dari nilai psikologis seseorang serta dengan menggunakan komunikasi persuasif dan sugesti tertentu.

Mental Blok
cara_kerja_hypnosis.gif

Dahsyatnya “Conversational Hypnosis”
1. Persuasif BUKAN Dominatif
2. Gunakan selalu “YES SET”
3. Matching, Mirroring, Pacing
4. The Art Third Person

“The Eye Accessing Cues ??”
Mata mudah dimanipulasi tetapi mata tidak bisa dimanipulasi. Ketika kita berbohong maka akan terlihat dari mata, dan ketika jujur pun akan terlihat dari mata, bahkan ketika kita gembira maka akan dapat terlihat dari mata. 
Secara organis yang paling sulit dikendalikan oleh fisik adalah mata. Mata merupakan bagian dari tubuh manusia yang sulit dimanipulasi, yang juga merupakan gerbang jiwa dan pikiran. Mata adalah indera dari manusia yang paling rumit sistem syarafnya (secara medis).

NancyBlake-Eye-Accessing-Cu2.gif

 Namun, kita dapat dengan mudah memanipulasi gerakan mata kita sendiri yakni dengan bermain-main dengan mirroring agar tidak dipermainkan oleh orang lain.

Self Disclosure & Trust
        Pengungkapan diri adalah suatu proses memberikan kesempatan untuk orang lain mengetahui apa yang ada dalam pikiran, rasakan, dan inginkan. Perbedaan antara self disclosure dengan self description, self Disclosure (pengungkapan diri) mengungkapkan informasi tentang diri Anda yang tidak mudah disampaikan kepada orang lain, seperti bagaimana perasaan Anda tentang sesuatu yang penting bagi Anda, sedangkan self Discription (deskripsi diri) adalah pengungkapan informasi yang tidak mengancam seperti usia, alamat, besar, atau organisasi tempat Anda bekerja. Self Disclosure sangat efektif karena:
1. Perasaan lebih dari fakta
2. Greater breadth and depth over time
3. Fokus pada saat ini bukan masa lalu
4. Reciprocity

Manfaat Self Disclosure
1. Berbagi dengan orang lain tentang diri kita sendiri atau masalah yang kita hadapi sering membawa kebaikan psikologis.
2. Mengungkapkan kepada orang yang tepat dapat membantu kita memvalidasi persepsi kita tentang realitas
3. Pengungkapan diri juga dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan.
4. Pengungkapan diri juga meningkatkan fisiologis kita.
5.   Pengungkapan diri dapat mengakibatkan jalur komunikasi yang lebih jelas dengan orang lain.
6. Pengungkapan diri dapat membuat lebih kuat, suatu hubungan.

Ketakutan terkait Self Disclosure
Pertama, ada ketidakpastian tentang bagaimana informasi tersebut akan diterima dan dimanfaatkan. Melihat kesediaan untuk berbagi sebagai kelemahan atau kekurangan, sehingga mereka rentan. 

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa janganlah menyimpan  perasaan negatif dalam diri karena semakin kita menyimpan lebih banyak lagi akan membuat seseorang lebih tidak terkontrol untuk mengatasi masalah emosinya.


Sumber : 
Azwan ZamzamiS.Psi., CHt
Arum Wulandari
M. Harun Al Rosyid

Anggota kelompok :
Ajrin Syarafina (10512529)
Andari Permata Sari (10512736)
Qisthi Maya Atsari (15512801)
Rifdaturahmi (16512334)
Rifka Putri Kusuma (16512337)

Selasa, 21 April 2015

KONSEP UTAMA CLIENT CENTERED
A.     Pandangan tentang manusia
Rogers menunjukan kepercayaan yang mendalam pada manusia.  Memandang manusia tersosialsasi dan bergerak ke depan, berjuang untuk berfungsi penuh serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam. Manusia dipercayai dan pada dasarnya manusia itu kooperatif dan kosntruktif. Pandangan tentang manusia yang positif memiliki iplikasi yang berarti bagi praktik terapi client centered.
B.     Ciri-ciri pendekatan client centered
Pendekatan ini berfokus pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dank lien adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya. Pendekatan client centered ini menekankan pada dunia fenomenal klien. Dengan empati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami klien. Berdasarkan konsep bahwa hasrat ingin untuk bergerak menuju kematangan psikologis berakar dari dalam manusia, prinsip terapi client centered diterapkan pada individu yang normal dan individu yang memiliki penyimpangan psikologoisnya. Pendekatan client centered berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditunjukan oleh terapis atau sebagai suatu cara ada dan sebagai perjalanan bersama di mana baik terapis maupun klien memperlihatkan kemanusiawiannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.
C.     Proses terapeutik
Tujuan dari terapi ini adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna mencapai terapi ini, terapis perlu mengusahakan agar klien bisa memahami hal-hal yang ada dibalik topeng yang dikenakannya.  Keterbukaan pada pengalaman perlu memandang kenyataan tanpa mengubah bentuknya supaya sesuai dengan struktur diri yang tersusun lebih dulu. Keterbukaan pada pengalaman menyiratkan menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar di dirinya. Tujuan berikutnya adalah memabntu klien dalam membangun rasa percaya terhadap diri sendiri. Dengan meningkatnya keterbukaan klien pada pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan klien pada dirinya senidri pun mulai timbul. Tempat evaluasi internal berkaitan dengan kepercayaan diri, yaitu lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya. Tonggak terapi client centered adalah anggapannya bahwa klien dalam hubungannya dengan terapi yang menunjang, memiliki kesanggupan untuk menentukan dan menjernihkan tujuan-tujuan sendiri.
Peran terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadikan klien berbuat sesuatu. Pendekatan ini menunjukan bahwa yang menuntut perubahan kepribadian klien adalah sikap-sikap terapis alih-alih pengetahuan, teori-teori, atau teknik-teknik yang digunakan. Pada dasarnya terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah. Sedangkan fungsi terapis adalah membangun suatu ilkim terepeutik yang menunjang pertumbuhan klien. Jadi, terapis ini membangun hubungan yang membantu di mana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi are-area hidupnya yang sekarang diingkari. Perubahan terapeutik bergantung pada persepsi klien, baik tentang pengalamannya sendiri dalam terapi maupun tentang sikap-sikap dasar konselor.
D.    Teknik-teknik Terapeutik
Teknik client centered dengan pengungkapan dan pengomunikasian penerimaan, respek, dan pengertian, serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan internal, dengan memikirkan, merasakan , dan mengeksplorasikan. Hart (1990) membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga periode, yaitu :
1.      Psikoterapi nondirektif : menekankan penciptaan iklim permisif dan noninterventif. Klien akan mencapai pemahaman atas dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
2.      Psikoterapi reflektif : merefleksikan perasaan-perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungan dengan kliennya. Dengan terapi ini klien memapu mengembangkan keselarasan antara konsep diri dan konsep idealnya.
3.      Terapi eksperiensial : difokuskan pada apa yang sedang dialami oleh klien dan pada pengungkapan apa yang sedang dialami oleh terapis.

Terori client centered memiliki penerapan langsung pada proses belajar-mengajar. Perhatian ini pada sifat proses belajar yang dilibatkan di dalam konseling dan telah beralih pada perhatian terhadap apa yang terjadi dalam pendidikan.


Subjek :
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Reflika Aditama 
Penjelasan Pendekatan Humanistik Eksistensial

A.      Konsep Dasar Pendektan Humanistik Eksistensial
1.       Kesadaran diri
Semakin kuat kesadaran diri seseorang, maka akan semakin besar juga kebebasan yang ada pada orang tersebut. Para eksistensialis menekankan bahwa manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya.
2.       Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menajdi atribut dasar pada manusia. kesadaran akan kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
3.       Penciptaan makna
Manusia itu unik, bahwa manusia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi isolasi, keterasingan dan kesepian. Namun, manusia juga berusaha untuk mengaktualisasikan diri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
B.      Unsur-Unsur terapi
1.       Tujuan terapeutik
Terapi ini bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
2.       Fungsi dan peran terapis
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalam klien sekarang, para terapis ini menunjukan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya.
C.      Teknik-teknik Terapeutik Humanistik Eksistensial
1.       Kesadaran diri
Menusia memiliki kesanggupan untuk menyadari diri yang menjadikan dirinya mampu melampaui situasi sekarang dan membentuk basis bagi aktivitas-aktivitas berpikir dan memilih yang khas manusia. kesadaran diri membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan membuka pintu ke dunia diri, maka seseorang akan dapat diharapkan berjuang lebih ulet serta memiliki kemampuan untuk mendapat lebih banyak pemenuhan.
2.       Kebebasan dan tanggung jawab
Manusia memiliki kebebasan untuk memilih di antara alternative-alternatif. Manusia pada dasarnya bebas, maka dia harus bertanggung jawab atas pengarahan hidup dan penentuan nasibnya sendiri. Kebebasan adalah kesanggupan untuk meletakkan perkembangan di tangan sendiri dan untuk memilih di antara alternative-alternatif. Tentu saja, kebebasan memiliki batas-batas, dan pilihan-pilihan dibatasi oleh factor-faktor luar.
3.       Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain
Setiap individu memiliki kebutuhan untuk memelihara keunikan dan keterpusatannya, tetapi pada saat yang sama ia memiliki kebutuhan untuk keluar dari dirinya sendiri dan untuk berhubungan dengan orang lain serta dengan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan alam menyebabkan kesepian, mengalami alienasi, keterasingan dan depersonalisasi.
4.       Pencarian makna
Salah satu karakteristik yang khas pada manusia adalah perjuangannya untuk merasakan arti dan maksud hidup. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas pribadi. Terapi eksistensial bisa menyediakan kerangka konseptual untuk membantu klien dalam usahanya mencari makna hidup.
5.       Kecemasan sebagai syarat hidup
Kecemasan menjadi suatu tenaga motivasioanal yang kuat untuk pertumbuhan. Kecemasan adalah akibat dari kesadaran atas tanggung jawab untuk memilih. Kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman. Kecemasan adalah apa yang dirasakan ketika keberadaan diri terancam. Kecemasan bisa menjadi perangsang bagi pertumbuhan, dalam arti bahwa kita mengalami kecemasan dengan meningkatnya kesadaran kita atas kebebasan dan atas konsekuensi-konsekuensi dari penerimaan ataupun penolakan kebebasan.
6.       Kesadaran atas kematian dan non-ada
Kesadaran atas kematian adalah kondisi manusia yang mendasar yang memberikan makna kepada hidup. Para eksistensialis tidak memandang kematian secara negative. Karakteristik yang khas pada manusia adalah kemampuannya untuk memahami konsep masa depan dan tak bisa dihindarkannya kematian. Justru kesadaran atas akan terjadinya ketiadaan memberikan makna kepada keberadaan, sebab hal itu menjadikan setiap tindakan manusia itu berarti.
7.       Perjuangan untuk aktualisasi diri

Manusia berjuang untuk aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk menjadi apa saja yang mereka mampu. Setiap orang memiliki dorongan bawaan untuk menajdi seorang pribadi, yakni mereka memiliki kecenderungan ke arah pengembangan keunikan dan ketunggalan, penemuan identitas pribadi, dan perjuangan demi aktualisasi potensi-potensinya secara penuh.

Subjek :
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Reflika Aditama 
Penjelasan Konsep Dasar Psikoanalisis

A.      Konsep dasar teori psikoanalitik
1.       Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalitik , struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu id merupakan komponen biologis, ego merupakan komponen psikologis dan superego merupakan komponen sosial. Berikut penjelasan mengenai struktur kepribadian.
a.       Id
Merupakan tempatnya naluri-naluri. Kepribadian seseorang  ketika dilahirkan hanya memiliki id.  Id tidak bisa menoleransi tegangan dan bekerja untuk melepaskan tegangan itu sesegera mungkin serta untuk mencapai keadaan homeostatik. Id diatur oleh asas kesenangan yang diarahkan pada pengurangan ketegangan, penghindaran kesakitan, dan perolehan kesenangan, id tidak bersifat logis, amoral, dan di rorong oleh satu kepentingan. Id hanya menginginkan atau bertindak , tidak berfikir dan bersifat tak sadar.
b.      Ego
Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Ego memiliki peran dalam kepribadian seperti memerintahkan, mengendalikan, dan mengatur. Ego mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor. Dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dan berpikir logis serta merumuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan-kebutuhan. Ego merupakan tempat bersemayamnya intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id.
c.       Superego
Superego merupakan cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego merupakan kode moral individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, salah atau benar. Superego ini merepresentasikan hal-hal yang riel dan mendorong bukan pada kesenangan melainkan pada kesempurnaan. Superego berfungsi menghambat impuls-impuls id.
2.       Kesadaran dan ketidaksadaran
Kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian dalam pendekatan psikoanalisis adalah kesadaran dan ketidaksadaran. Bagi Freud kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Ketidaksadaran menyimpan pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan, dan bahan-bahan yang direpresi. Menurut Freud sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran. Sasaran dari terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif tak sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari motif-motifnyalah individu bisa melaksanakan pilihan atau berpikir dan bertindak.
3.       Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme-mekanisme pertahanan yang digunakan oleh individu bergantung pada taraf perkembangan dan derajat kecemasan yang dialaminya. Berikut macam-macam mekanisme pertahanan ego.
a.       Penyangkalan merupakan pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata terhadap keberadaan yang mengancam.
b.      Proyeksi merupakan memindahkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang lain.
c.       Fiksasi merupakan terpakunya pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan.
d.      Regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar.
e.      Rasionalisasi adalah menciptakan alasan-alasan yang baik guna menghindarkan ego dari cedera atau memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
f.        Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara social lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.
g.       Displacement adalah mengarahkan energy kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau.
h.      Represi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau bisa membangkitkan kecemasan.
i.         Formasi reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat tak sadar.
4.       Perkembangan psikoseksual
Menurut pendekatan psikoanalitik perkembangan psikoseksual terdiri dari lima tahap yaitu:
a.       Fase oral, dari lahie sampai akhir usia satu tahun seorang bayi menjalani fase oral. Mulut dan bibir merupakan zona erogen yang peka selama fase oral dan bayi mengalami kenikmatan erotic dari tindakannya menghisap.
b.      Fase anal, dalam fase ini memiliki tugas-tugas yang harus diselesaikan yaitu belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-perasaan yang negative. Dalam tahap ini dimulai pada usia satu sampai tiga tahun. Dalam tahap ini anak diajarkan toilet training.
c.       Fase falik, dalam fase ini kesanggupan dalam berbagai hal seperti kesanggupan untuk berjalan, berbicara, berpikir, dan mengendalikan otot-otot berkembang pesat. Pada tahap ini dimulai dari usia tiga tahun sampai lima tahun. Pada fase ini, aktivitas seksual menjadi lebih intens dan perhatian dipusatkan pada alat-alat kelamin.
d.      Fase laten, dimana dalam fase ini adalah fasenya istirahat tidak terjadi apa-apa atau perubahan.
e.      Fase gential, dalam fase ini berpusat pada genital seseorang.
B.      Unsur-unsur terapi
1.       Tujuan terapi
Tujuan terapi ini adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien.
2.       Fungsi dan peran terapis
Terapis membiarkan dirinya anonim serta hanya berbagai sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analisis. Terapis terlebih dahulu harus membangun hubungan kerja dengan klien kemudian perlu banyak mendengar dan menafsirkan. Salah satu fungsi utama dari terapis adalah mengajrkan arti proses-proses kepada klien sehingga klien mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah.
3.       Munculnya permasalahan
Dalam pendekatan ini, biasanya munculnya masalah karena direpres terus sehingga menumpuk dalam ketidaksadaran. Semakin banyak yang direpres membuat seseorang merasa terganggu dalam hidupnya.
C.      Teknik-teknik terapi
Teknik dasar terapi psikoanalitik terdiri dari lima yaitu :
1.       Asosiasi bebas
Teknik ini meminta kepada klien agar membersihkan pikirannya dari pemikiran-pemikiran dan renungan-renungan sehari-hari dan sebisa mungkin mengatakan apa saja yang melintas dalam pikirannya tidak dibatasi ketika bercerita. Asosiasi bebas adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalanman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi-situasi traumatic dimasa lampau.
2.       Penafsiran
Penafsiran merupakan suatu prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-transferensi. Fungsi penafsiran adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses penyingkapan bahan tak sadar lebih lanjut. Penafsiran ini menyebabkan pemahaman dan tidak terhalanginya bahan tak sadar pada pihak klien.
3.       Analisis mimpi
Freud memandang mimpi-mimpi sebagai jalan istimewa menuju ketidaksadaran, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan yang tak disadari diungkapkan. Mimpi-mimpi memiliki dua taraf isi yaitu isi laten dan isi manifest. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarka, tersembunyi, simbolik dan tak sadar, sedangkan isi manifes merupakan trasnformasi dari isi laten dengan isi manifes lebih dapat diterima, yakni impian sebagaimana yang tampil pada si pemimpi. Tugas terapis dalam hal ini adalah menyingkap makna-makana yang disamarkan dengan mempelajari symbol-simbol yang terdapat pada isi manifest mimpi.
4.       Analisis dan penafsiran resistensi
Resistensi adalah suatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tak disadari. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan-dorongan dan perasaan-perasaannya yang direpresi.
5.       Analisis dan penafsiran transferensi

Analisis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat dari fiksasi-fiksasi dan deprivasi-deprivasi dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa lampau terhdap kehidupannnya sekarang.

Subjek : 
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Reflika Aditama.
Person Centered Therapi (Rogers)

Tokoh yang mengungkapkan terapi client- centered adalah Carl Rogers. Ia mengembangkan terapi client- centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pendekatan client centered merupakan cabang khusus dari terapi humanistic yang menekankan bahwa pada tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Pendekatan ini, menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan terapeutik antara terapis dank lien merupakan katalisator bagi perubahan. Menurut Palmer (2010) pendekatan ini, klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan hidupnya.

Menurut Rogers teori client centered adalah sebagai sekumpulan prinsip percoabaan yang berkaitan dengan perkemabngan proses terapi dan bukan sebagai dogma karena Rogers tidak mengungkapkan teori client centered sebagai suatu pendekatan terapi yang tetap dan tuntas. Pendekatan ini berfokus pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara mengahdapi kenyataan secara lebih penuh. Dalam pendekatan ini, klien sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri sehingga klien adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya. Client-centered menekankan dunia fenomenal klien. Menurut pendekatan client-centered, psikoterapi hanyalah salah satu contoh dari hubungan pribadi yang konstruktif. Klien mengalami pertumbuhan psikoterapeuitk di dalam dan melalui hubungannya dengan seseorang yang membantunya melakukan apa yang tidak bisa dilakukannya sendirian. 

Subjek:
Palmer, S. (2011). Konseling dan pskioterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Terapi Humanistik Eksestensial

Menurut Corey (2007) pendekatan eksistensial humanistic menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Banyak ahli psikologi yang yang berorientasi eksestensial  seperti Rogers (1961), May (1969), Frankl (1963), Maslow (1970), dll. Tujuan dari pendekatan psikoterapi ini adalah membantu individu agar mampu bertindak, menerima kebebasan, dan bertanggung jawab untuk tindakan-tindakannya. Terapi ini berpijak pada manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab saling berkaitan. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang melandasi terapi.  Landasan filosofis bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi cirri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konseling dan yang melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam mengahadapi pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia. Pendekatan eksistensial ini tidak hanya mempelajari cara berpikir tentang eksistensi dan menerapkannya pada pendekatan lain secara terpisah. Keterlibatan terapis menjadi bermakna dalam cara yang sangat pribadi atau bagaimana cara untuk menjadi.
Menurut Palmer (2011) terapi eksistensial berakar pada filsafat eksistensial. Filsuf yang berfokus pada pemahaman eksistensi manusia bisa digambarkan sebagai eksistensial.  Berikut filsuf yang termasuk ke dalam filsuf eksistensial adalah Kierkegaard, Nietzsche yang merupakan filsuf kebebasan. Martin Heidegger (1889-1976) merupakan pendiri eksistensialisme yang berpengaruh besar terhadap konseling dan psikoterapi eksistensial.  Psikolog Rollo may (1909-1994) berperan membawa gagasan eksistensial ke Amerika dan psikiatris Irvin Yalom mengukuhkan keberadaan pendekatan eksistensial di Negara Amerika.



Sumber :
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Reflika Aditama
Palmer, S. (2011). Konseling dan pskioterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar