Tersenyum
Senin, 22 Oktober 2012
DAMPAK TEKNOLOGI TERHADAP ANAK SEBAGAI CONTOH MANUSIA DAN PENDERITAAN
Manusia adalah makhluk social yang mengalami bermacam-macam lika-liku kehidupan. Di mana didalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia lain. Dalam usahanya untuk hidup, manusai sering mengalami kegagalan. Dari kegagalan dalam belajar, berkarya, bergaul, maupun kegagalan dalam bercinta. Dalam menghadapi kegagalan tersebut,tergantung dari kita sendiri sebagai manusia bagaimana kita mempersiapkan segala sesuatunya. Ada yang menganggap bahwa kegagalan itu adalah suatu hal yang wajar karena kita nanti mendapatkan pengalaman dari suatu kegagalan. Dipihak lain ada yang menganggap kegagalan merupakan suatu pengalaman yang pahit dalam hidupnya atau merupakan suatu penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Tetapi perlu di pahami mahluk hidup itu selalu membutuhkan perbaikan dalam dirinya, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidupnya, membutuh air dan udara, dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukan penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi sebuah tolak ukur untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita itu sendiri berasal dari bahasa sansekerta yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat penderitaan lahir maupun batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga dapat menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal menuju kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh setiap orang, hal itu sudah merupakan “risiko” dalam hidup. Allah memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia itu sendiri sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya. Tanda atau wangsit itu dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia pada waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap yang positif ataupun sebaliknya yang negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti. Sedangkan Sikap positif yaitu sikap optimis dalam mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukanlah rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Di dalam islam penderitaan didasarkan pada gagasan fundamental dari ketidaksempurnaan hidup manusia. “Sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dalam kehidupan rasa sakit, kerja keras dan percobaan (Quran 90:4).” Manusia ada di bumi ini sehingga iman mereka pada Tuhan diuji.Tesnya tentu membutuhkan bencana dan kemalangan. “Dan yang paling pasti kita harus mencoba Anda dengan cara ketakutan, kelaparan, dan kehilangan barang-barang duniawi, hidup atau buah tenaga kerja. Tetapi memberikan kepada tiding senang orang-orang yang sabar dalam kesulitan, yang ketika bencana menimpa mereka, berkata, “Sesungguhnya kepada Allah kita milik dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali ‘(2:155-156).”
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut sehingga manusia mengalami penderitaan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan lika-liku kehidupan manusia.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat sangat ramah ,menghargai perbedaan, menghormati antar sesama dan berakhlak baik. Dalam menyelesaikan masalahpun masyarakat Indonesia selalu dengan musyawarah ,sehingga mencapai persetujuan yang sama. Sekarang masyarakat indonesia sangat berbeda, Saat ini masyarakat Indonesia mengalami krisis moral sehingga mereka berpikir pendek, tidak menghargai perbedaan, sangat labil emosinya dan malas. Mengapa hal ini terjadi ? hal ini terjadi dikarenakan masyarakat sulit menyaring informasi dari media seperti TV, Internet, majalah dan lain lain. Informasi yang baik dan buruk mereka langsung terima begitu saja dan di aplikasikan di kehidupan mereka tanpa berfikir lagi. faktor lainnya , dikarenakan pembangunan ekonomi yang tidak merata, hidup tidak sejahtera dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya.
Akibat adanya globalisasi pada teknologi ada dampak buruk dan baik. Sehingga kita perlu berhati hati dan waspada terhadap informasi yang kita terima. Tidak semua informasi harus kita terima dengan mudah dan dilakukan di kehidupan. Banyak budaya luar yang seharusnya kita tidak dapatkan, misalkan gaya hidup yang kurang baik , etika berbicara yang kasar, mengikuti mode pakaian yang terlalu terbuka dan lain lain yang menyebabkan hilangnya budaya pancasila dan aturan agama yang diabaikan, hal ini sudah di rasakan dengan fakta fakta yang terjadi dilingkungan kita misalnya dimanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana untuk melakukan penipuan , melakukan penghinaan terhadap agama/SARA, pornographi dan mempelajari hal yang tidak baik. Hal itu disebabkan kemajuan teknologi pada system jaringan yang tidak di saring informasi buruknya. Dampak baik adanya globalisasi adalah komunikasi dapat dilakukan dengan cepat. Teknologi selalu berkembang dengan pesat, komputer dan handphone sebagai sarana nomor satu dalam mencari informasi , pemahaman masyarakat terhadap internet semakin tinggi dalam jaringan serta pemanfaat komputer dan sistemnya, semakin kreatifnya anak bangsa dalam melakukan proses pembelajaran, mempermudah pekerjaan misalnya internet banking, membeli barang, bersosialisasi, mencari pekerjaan dan info lainnya.
Pada anak-anak atau remaja perkembangan teknologi ini ada yang dimanfaatkan dengan baik ataupun sebaliknya. Semakin kreatifnya anak bangsa dalam pemahaman terhadap internet semakin tinggi dalam jaringan serta pemanfaat komputer dan sistemnya semakin tampak dampak buruk yang akan diterima oleh anak itu. Contohnya kehadiran video game di tengah-tengah laju teknologi dewasa ini telah turut mewarnai dunia anak di seluruh dunia. Video game telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi dan adaptasi anak bahkan, tidak sedikit anak yang berubah menjadi pecandu game sehingga lupa jati diri mereka yang sesungguhnya.
Video game tampaknya sudah melanda dunia anak-anak dan orang dewasa. Permainan ini sangat cepat sekali tersebar di seluruh dunia dengan jumlah peminat mencapai jutaan orang. Meski demikian, keberadaan video game tetap saja menjadi pro dan kontra, mengingat efek-efek yang ditimbulkannya.
Kebiasaan anak bermain game ternyata membawa berbagai pengaruh terhadap diri mereka, seperti kesehatan, kepribadian, pendidikan, keluarga dan masyarakat. Beberapa penyakit atau cedera yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan bermain game, yaitu stress, RSI, kerusakan mata, maag, epilepsy. Dalam kepribadian dampaknya akan seperti berikut seperti suka mencuri, malas, suka bolos sekolah, suka berbohong, kurang bergaul, menjadi agresif. Didalam pendidikan akan berdampak pada prestasi yang menurun. Sedangkan, anak kurang beradaptasi dengan lingkungan, akan menyendiri atau sibuk sendiri.
Contoh kasusnya adalah Tim dari belanda yang mengaku tidak mempunyai seorang kawan pun akibat menghabiskan waktunya untuk bermain game. Hubungan dengan keluarganya pun berantakan. Ia hidup didalam kamar yang dilengkapi dengan 4 televisi, mesin console X-Box 360, playstation 2, X-B0x 1 dan sebuah laptop untuk bermain game online. Ia hidup sebagai pecandu game selama 17 tahun dan hanya memiliki teman-teman didunia maya.
Untuk mencegah pengaruh game itu tidak menyebabkan anak-anak semakin bertindak konyol , harus dimilai melalui orang tua, lembaga pendidikan, dimulai dari peran orang tua. Karena anak-anak adalah fase meniru. Maka dari itu, orang tua harus lebih memperhatikan kebiasaan si kecil dengan cara mengarahkanya pada aktivitas yang produktif dan sehat. Sedangkan peran guru yaitu guru diharapkan bisa ikut aktif mengawasi anak agar tidak menjadi kecanduan bermain game. Ada beberapa mengatasi kecanduan game oleh gurunya yaitu beri pengertian, lakukan razia, perkenalkan permainan baru,beraktivitas bersama. Terlepas dari itu , ingatlah bahwa memperlakukan anak-anak yang berusia dibawah 10 tahun berbeda dengan anak-anak remaja. Anak yang berusia di bawah 10 tahun bisa diperlakukan tegas bila mulai menampakan gejala-gejala kecanduan game. Sementara itu, untuk anak-anak yang beranjak dewasa caranya memisahkan mereka dari PS hendaknya dilakukan dengan pendekatan khusus. Jangan bertindak seperti “POLISI” yang menghardik tetapi dengan cara bicarakanlah hal tersebut dengan dewasa.
Bermain video game bagi anak-anak sah-sah aja, mengingat juga merupakan sarana hiburan yang mendidik. Melalui permainan video game, anak-anak akan memiliki wawasan yang luas seputar teknologi,disamping juga melatih kinerja otak untuk dapat berpikir secara cepat dalam menyelesaikan masalah, menumbuhkan ambisi untuk menjadi yang terbaik, serta mengendurkan urat saraf. Tetapi, untuk mengatasi resiko yang dapat timbul karena kecanduan video game berikut caranya : orang tua sebaiknya mendampingi anak ketika bermain video game, pilih game yang sesuai untuk anak dalam hal isi, tema, dan lain-lain, video game sebaiknya mengandung unsure-unsur pendidikan. Jadi sebaiknya orang tua harus bisa memilih dan memilah video game yang baik untuk anaknya. Karena, video game ini juga dibutuhkan untuk merangsang saraf otak pada anak.
SUMBER :
Rini A, 2011,Menanggulangi Kecanduan Game On-Line Pada Anak,Jakarta : Pustaka mina
Mustopo, M.H,1983, Ilmu Budaya dasar Kumpulan Essay-Manusia dan Budaya, Surabaya : Usaha Nasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar