Tersenyum

Tersenyum

Minggu, 30 Desember 2012

Masyarakat makhluk yg Berbudaya





MASYARAKAT MAKHLUK yang BERBUDAYA
Manusia
Pengertian manusia secara bahasa adalah dari kata “manu” yang berasal dari bahasa (Sanskerta) atau “mens” dari bahasa (latin) yaitu yang berarti berfikir,berakal budi. Manusia mampu menggunakan akalnya yaitu menyatukan spiritual antara rasio yang memikirkan penciptaan alam dengan al-qalb yang mengingat tuhan dengan segala tanda-tanda kekuasaanNya. Manusia sebagai khalifah Allah dituntut untuk mampu menciptakan dan menjaga kehidupannya yaitu kebutuhan rohani yang terdiri dari ( ilmu, seni, budaya, sastra ) dan kebutuhan jasmani yang terdiri dari ( sandang, pangan, papan ) dan kebutuhan social ( tempat untuk beribadah ). Maka dengan karunia yang diberikan Allah SWT kita diberikan akal budi,cipta rasa,dan karsa manusia mampu menciptakan kebudayaan. Manusia dengan akal budinya mampu mengubah nature menjadi kultur,mampu mengubah alam menjadi suatu kebudayaan. Contohnya adalah manusia mampu mengutak-ngatik alam dan mengubahnya sesuai dengan kemauanya sehingga tercipta apa yang dinamakan kebudayaan.
Budaya
Budaya atau berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah yang berarti bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)  yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya juga bisa disebut suatu pola hidup yang menyeluruh. Budaya sangat bersifat kompleks,luas,dan abstrak. Dalam pengertian bahasa inggris, budaya adalah culture yang berasal dari kata latin yaitu colore yang artinya adalah mengerjakan atau mengolah.
Budaya merupakan keseluruhan system gagasan,tindakan,hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang belajar (Koentjaraningrat, 1984: 9; dan 1986: 180) .


Kebudayaan
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya serta menjadi landasan bagi tingkah laku. Dengan demikian kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan,petunjuk-petunjuk,rencana-rencana,strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakanya.
Pengertian kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan bersifat abstrak ( tidak berwujud ). Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola prilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan masyarakat. Lagu, tari,dan bahasa merupakan suatu kebudayaan yang dapat kita rasakan dengan panca indra kita. Kebudayaan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa disebut dengan “Way Of Life” yang digunakan sebagai pedoman bertingkah laku internalisasi sosialisasi dan enkulturisasi.
Masyarakat makhluk yang berbudaya
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu,dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat didaerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat lainnya. Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat baik berwujud sebagai komunitas desa,kota sebagai kelompok kekerabatan,atau kelompok adat yang lainnya,bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat orang di luar warga masyarakat bersangkutan. Corak khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk khusus atau karena diantara pranata-pranatanya ada suatu pola social khusus, atau karena warganya menganut suatu tema budaya yang berbeda. Kebudayaan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu bahasa, kepercayaan, bahasa, letak geografis. Contoh-contoh kebudayaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari :
1.      Contoh kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan :
Adat-istiadat melamar diLampung dan Minangkabau. DiMinangkabau pihak perempuan yang melamar sedangkan diLampung pihak dari laki-laki yang melamar.
2.      Contoh kebudayaan cara hidup dikota dan kebudayaan didesa berbeda :
Perbedaan anak yang dibesarkan dikota dan didesa berbeda. Anak kota bersikap lebih berani terbuka dan berani menonjolkan diri diantara teman-temannya, sedangkan anak desa lebih mempunyai sikap percaya diri dan sikap menilai.
3.      Contoh kebudayaan-kebudayaan khusus kelas social
Kita sering dengar dengan sebutan kelas social tinggi, social menengah, dan social rendah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari, dan cara mengisi waktu senggang yang berbeda.
4.      Contoh kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah dalam suatu lingkungan agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda dikalangan umatnya.
5.      Contoh kebudayaan atas dasar profesi
Kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara  dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Misalnya seorang militer yang mempunyai kepribadian yang sangat erat dengan hubungan dengan tugas-tugasnya dan keluarga nya pun sudah biasa pindah-pindah tempat tinggalnya.
A. Salah satu contoh masyarakat makhluk yang berbudaya dari menurut suku yaitu manusia Bugis dan suku Dayak mali
a.       Budaya bugis berakar dari konsep ketuhananya yaitu dewata Seuwae yang kemudian diturunkan pada konsepsi kosmologi semesta yang terdiri dari 3 alam yaitu botinglangi, ale kawa, buri’liu. Dari sini kemudian masuk falsafah sulapa eppa.kemudian masuk pada nilai-nilai atau norma yang sering disebut ( pangadereng ). Lebih lanjut lagi akan sampai pada kesenian dan kebudayaan material. Manusia bugis selain memiliki tradisi lisan juga aksara lontara menjadi bukti bahwa manusia bugis memiliki kebesaran. Karena tidak semua suku atau kebudayaan memiliki aksara tersendiri. Karya tulis manusia bugis dahulu bukan hanya berkaitan dengan silsilah tetapi juga kronologi, ramalan, naskah pertanian, dan sebagainya.
b.      Budaya suku Dayak Mali
Ngayau (memotong kepala manusia) merupakan budaya kanibal nenek moyang dalam suku dayak. Ngayau merupakan budaya untuk mencari kepala manusia. Ketika kepala itu didapati maka keberanian, keperkasaan, kekuatan dan kehormatan akan diperoleh dengan seketika itu juga. Setiap orang Dayak yang mampu memperoleh kepala panglima suku atau orang yang terkuat dalam suku maka kekuatannya akan dapat diperoleh. Kapala tersebut sampai sekarang masih digunakan untuk tarian Noto’gh yaitu menghormati atau menghadirkan kepala manusia itu di depan umum pada saat selesai panen.
Ganjor’ro atau gawai adalah pesta adat selepas panen atau pesta bersyukur setelah panen padi. upacara syukur ini dilaksanakan setahun sekali dan pesta syukurnya 3 atau 7 hari lamanya. ganjor'ro mengisyaratkan bahwa setiap orang harus berpesta sampai puas. suku dayak mali berpesta dengan makan-makan dan minum tuak ( sejenis minuman tradisional) sampai mabuk.
Upacara noton’gh atau Noton'gh adalah upacara untuk memberi makan kepada kepala nenek moyang. Upacara ini hanya berlangsung setahun sekali atau bila ada kejadian yang kurang baik dikampung.
Balian adalah orang yang bekerja pada upacara adat Dayak yang bertugas untuk berurusan dengan Dunia Atas dan Dunia Bawah dari para roh manusia yang telah meninggal. Balian juga dapat bertugas memanggil jubata sebagai juru damai dalam suatu peristiwa yang menjadi topik pada suatu upacara adat, tugas ini seperti yang dilakukan oleh tukang tawar dalam upacara adat tersebut.
Berancak adalah upacara untuk membersihkan kampung dari segala macam perbuatan jahat. berancak biasanya dilaksanakan selama 7 hari. adapun yang harus dihindari oleh orang dayak mali pada saat itu adalah: dilarang makan udang, terasi, ikan seluang (sejenis ikan air tawar dikalimantan), pakis dan rebung ( pucuk mambu), dilarang bernyanyi, bunyikan musik atau kendaraan, dilarang berpergian malam hari,dilarang menumbuk padi pada petang hari. setiap orang yang melangar peraturan tersebut harus membayar denda dan pantang saat itu dianggap batal dan harus diulangi lagi. semua biayanya dibayar oleh orang yang melangar pantang tersebut.
Tuak merupakan minuman khas Dayak. Setiap ada acara adat pasti pula ada arak atau tuak. Budaya membuat tuak merupakan budaya yang turun temurun. Orang dayak sangat hebat dalam membuat tuak dari ketan. Dalam tradisi Dayak yang disebut besompok (bertarung untuk minum arak) merupakan tradisi yang masih terpelihara sampai saat ini. Bukan sebagai kebangaan tetapi untuk mempererat persaudaraan dan keakraban karena tradisi dari zaman nenek moyang.
Hukum adat adalah sanksi atau denda berupa barang-barang sebagai bukti adat itu sendiri. Sekalipun sederhana tetap menjadi bukti-bukti adat yang sah. Untuk orang Dayak adat merupakan hukuman yang sangat memalukan.
Suku Dayak Mali dan manusia Bugis merupakan salah satu contoh dari masyarakat suku bangsa sebagai makhluk yang berbudaya. Karena, setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda dan kebiasaan-kebiasaan yang beda,adat yang berbeda juga.
Hubungan manusia dan kebudayaan
Jadi Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk tuhan yang diciptakan paling sempurna dari makhluk lainnya yang mampu menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun temurun. Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat dan hampir dari semua tindakan-tindakan kita itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia memiliki 4 kedudukan terhadap kebudayaan yaitu 1. Penganut kebudayaan, 2. Pembawa kebudayaan, 3. Perusak kebudayaan, 4. Pencipta kebudayaan.
Secara nalar sederhana, perbedaan hubungan manusia dengan kebudayaan adalah karena manusia itu yang menciptakan dan sebagai pelaku dari suatu kebudayaan itu sendiri,sedangkan kebudayaan merupakan objek yang diterapkan oleh manusia. Dalam ilmu sosiologi, bahwasanya hubungan manusia dengan kebudayaan adalah dwitunggal yang berarti walaupun keduannya berbeda tak sama, tetapi mereka merupakan suatu kesatuan.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://www.Pustaka-makalah.blogspot.com
http://www.Mbegedut.blogspot.com
http://www.Rizagustia.wordpress.com
Koentjaraningrat. 2009. “Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar