Tersenyum

Tersenyum

Selasa, 17 Maret 2015


Penjelasan Psikoterapi, Konseling dan Mental Illness

Dalam tulisan ini berisi mengenai perbedaan psikoterapi dan konseling, penjelasan terhadap mental illness dan bentuk-bentuk dari psikoterapi. Pertama saya akan menulis mengenai perbedaan psikoterapi dan konseling. Menurut Gladding (dalam Lesmana, 2005) konseling terkait dengan :
1. Keprihatinan pada kesejahteraan, pertumbuhan seseorang, karier dan juga patologi dari seseorang atau pribadi.
Dalam hal ini berkaitan dengan bidang-bidang yang melibatkan hubungan antarmanusia dengan dirinya sendiri. Contoh dalam situasi di sekolah yaitu melibatkan antara diri sendiri dengan orang lain yaitu teman sebaya. Misalnya apakah ia bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Untuk orang-orang yang dikatakan masih berfungsi normal
Dikatakan untuk orang-orang yang masih berfungsi normal karena dalam konseling menekankan pada hal-hal yang sadar dan masa sekarang. Orang yang masih berfungsi normal bisa membuat suatu keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini sangat berkaitan dengan no.4
3. Berdasar teori dan setting nya secara terstruktur
Teori ini dibutuhkan karena memungkinkan konselor untuk membedakan perilaku atau tingkah laku yang normal-rasional dan abnormal-irasional. Selain itu juga untuk membantu konselor memahami penyebab tingkah laku dari klien. Settingnya secara terstruktur misalnya dilakukan disuatu tempat yaitu tempat praktek konselor dan melakukan konseling hanya 1 minggu sekali.
4. Suatu proses di mana klien belajar bagaimana membuat suatu keputusan dan memformulasikan cara baru untuk bertingkah laku, merasa dan berpikir.
Dalam konseling diharapkan klien bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya setelah mendapat bantuan dari konselor. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku seseorang merupakan hasil yang diperoleh dari seseorang setelah mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalahnya.
Sedangkan psikoterapi diungkapkan sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan masalah gangguan jiwa yang lebih serius
Dalam psikoterapi masalah yang dihadapi berkaitan dengan masalah kejiwaan, masalah yang sangat mendalam dan masalah yang lebih serius yang mengakibatkan setiap individunya mengalami penderitaan karena gangguan tersebut. Misalnya masalah Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
2. Lebih menekankan pada yang lalu
Karena biasanya orang akan selalu merepres permasalahannya supaya tidak muncul ke alam sadar. Kalau permasalahannya muncul ke alam sadar bisa menyebabkan seseorang tersebut menjadi cemas, jadi biasanya orang tersebut akan merepres masa lalu yang kurang menyenangkan sampai menjadi sebuah gangguan yang mengganggu kehidupannya. Oleh karena itu psikoterapi menekankan pada yang lalu yaitu untuk mengetahui akar permasalahan yang dihadapi oleh seorang klien, sehingga seorang terapis bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kliennya.
3. Lebih menekankan pada insight dari pada perubahan
Misalnya dia fobia terhadap pisang, diberikan pemahaman bahwa pisang itu tidak akan membuat hidupnya menderita atau pisang tersebut tidak membuat ia meninggal.
4. Terapis menyembunyikan dan tidak memberitahu nilai-nilai dan perasaan
Terapis menyembunyikan karena untuk menjaga perasaan dari klien dan juga supaya klien tersebut tidak semakin cemas dan stress. Selain itu, agar klien bisa bercerita atau mengungkapkan pikirannya secara terbuka tidak ada yang ditutup-tutupi karena ia tahu misalnya nilai mengenai dia negative.
5. Peran terapis lebih sebagai ahli bukan sharing partner
Untuk menjadi seorang terapi ia harus mengikuti pelatihan yang cukup lama misalnya mengikuti pelatihan selama 3-4 tahun. Seorang terapis kecil kemungkinannya untuk mencampur baurkan isu klien dengan dirinya dan juga kecil kemungkinannya untuk dieksploitasi atau dilecehkan secara sengaja maupun tidak karena terapis sudah mendapatkan pelatihan yang cukup lama, dimana pelatihan tersebut diajarkan bagaimana masalah klien tidak tercampur baur dengan masalah pribadinya.
6. Perubahan-perubahan rekonstruktif
Psikoterpi rekonstruktif berkaitan dengan pendektan psikoanalisis. Artinya berkaitan dengan alam bawah sadar seseorang.
7. Hubungan jangka panjang (20-40 sesi)
Dalam psikoterapi sangat membutuhkan waktu yang lama yang tidak sebentar seperti dalam konseling hanya datang dalam 1 minggu 1kali. Dalam psikoterapi dilakukan beberapa sesi sehingga membutuhkan komitmen waktu yang substansial yang kadang-kadang menuntut pasien untuk hadir beberapa kali seminggu selama beberapa tahun. Proses psikoterapi panjang misalnya ada 20-40 sesi yang harus dilakukan pasien untuk membantu masalahnya misalnya menghilangkan fobia pada pisang.

Setelah mengetahui perbedaan dari psikoterapi dan konseling, selanjutnya saya akan membahas mengenai penjelasan terhadap mental illness. Menurut J.P Chaplin mental illness terdiri dari :
1. Biological
Biological ini meliputi keadaan mental organic, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Keadaan mental organic adalah keadaan tidak normal baik secara fisik maupun biologis karena adanya kerusakan fungsi pada otak. Sedangkan penyakit afektif misalnya gangguan bipolar. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) mengatakan bahwa pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang pada saat itu bahwa penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
2. Psychological
Psychological ini meliputi ada peristiwa pencetusnya dan berefek pada keberfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tidak dapat terselesaikan atau berkepanjangan, krisis dalam perkembangan, gangguan pikiran dan menimbulkan stress. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu dalam  berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup dari seseorang.
3. Sosiological
Mental illness bersadarkan sociological meliputi kesukaran pada dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini diharapkan dapat mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakang pada kondisi sosio-budaya tertentu.
4. Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan, terapis menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Dan ini pembahasan terakhir dalam tulisan ini mengenai bentuk-bentuk psikoterapi. Berikut ini bentuk-bentuk dari psikoterapi yaitu
1. Psikoterapi suportif
- Definisi psikoterapi suportif adalah bentuk alternative yang bertujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
- Tujuan dari Psikoterapi suportif adalah menaikkan fungsi psikologi dan social, menyadari realitas dan keterbatasannya agar dapat diterima, memindahkan dukungan professional kepada keluarga.
- Syarat pemberian psikoterapi suportif adalah gangguannya bersifat sedang dan kepribadian premorbid (kepribadian yang khas) pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.
- Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya
- Contoh : mengatasi trauma kekerasan. Tujuan perubahan perilaku biasanya dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar atau menggunakan teknik-teknik self regulation.
2. Psikoterapi reeduktif
- Psikoterapi reeduktif ini bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif dan baik lagi. Tugas terapis tidak hanya memberi dukungan, tetapi juga mengajak pasien untuk mengkaji ulang lagi keyakinannya, mendidik kembali, agar pasien dapat menyesuaikan dirinya lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas masalahnya.
- Biasanya psikoterapi reeduktif terjadi dalam konseling.
3. Psikoterapi rekonstruktif
- Psikoterapi rekonstruktif ini bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian dari pasien, yaitu dengan cara menggali ketidaksadaran dari pasien, menganalisis mekanisme defensive yang patologis, lalu memberikan pemahaman akan adanya proses-proses yang tidak sadar.
- Psikoterapi rekonstruktif berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan berlangsung secara intensif dalam waktu yang sangat lama

Sumber :
http://www.slideshare.net/iebeiyan/45620167-psikoterapisuportif
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/gangguan-mental-organik.html 3:17
https://psyche2nest.wordpress.com/2013/03/17/psikoterapi-minggu-1/ 3:17
Lesmana, J, M. (2013). Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar