Terapi Humanistik
Eksestensial
Menurut Corey (2007) pendekatan eksistensial humanistic menekankan
renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh.
Banyak ahli psikologi yang yang berorientasi eksestensial seperti Rogers (1961), May (1969), Frankl
(1963), Maslow (1970), dll. Tujuan dari pendekatan psikoterapi ini adalah
membantu individu agar mampu bertindak, menerima kebebasan, dan bertanggung
jawab untuk tindakan-tindakannya. Terapi ini berpijak pada manusia tidak bisa
melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab saling
berkaitan. Pendekatan ini memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis
yang melandasi terapi. Landasan
filosofis bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi cirri khas,
kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konseling dan yang melalui
implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam mengahadapi pertanyaan
dasar yang menyangkut keberadaan manusia. Pendekatan eksistensial ini tidak
hanya mempelajari cara berpikir tentang eksistensi dan menerapkannya pada
pendekatan lain secara terpisah. Keterlibatan terapis menjadi bermakna dalam
cara yang sangat pribadi atau bagaimana cara untuk menjadi.
Menurut Palmer (2011) terapi eksistensial berakar pada filsafat
eksistensial. Filsuf yang berfokus pada pemahaman eksistensi manusia bisa
digambarkan sebagai eksistensial.
Berikut filsuf yang termasuk ke dalam filsuf eksistensial adalah
Kierkegaard, Nietzsche yang merupakan filsuf kebebasan. Martin Heidegger
(1889-1976) merupakan pendiri eksistensialisme yang berpengaruh besar terhadap
konseling dan psikoterapi eksistensial.
Psikolog Rollo may (1909-1994) berperan membawa gagasan eksistensial ke
Amerika dan psikiatris Irvin Yalom mengukuhkan keberadaan pendekatan
eksistensial di Negara Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar